Guru adalah profil yang patut digugu dan ditiru.
Digugu karena ilmu yang diberikan guru sangat bermanfaat bagi siswanya
untuk menggapai masa depan yang lebih baik. Ditiru karena keteladanan sikap dan prilaku guru yang baik.
Kalimat di atas tidak asing lagi bagi orang yang pernah belajar pada guru di sekolah. Digugu dan ditiru
hanyalah dua istilah sebagai landasan filosofi hidup yang perlu
diterapkan oleh guru dalam kehidupannya sehari-hari. Akan tetapi, guru
juga memiliki keterbatasan dan kekurangan sebagai manusia biasa. Dalam bersikap dan bertingkah laku dalam kehidupan sehari-hari, seorang guru hanya menampilkan sifat manusiawinya dan bukan malaikat.
Guru yang dianggap orang yang serba tahu ternyata memiliki keterbatasan ilmu pengetahuan.
Itu makanya, seorang guru harus lebih banyak belajar di samping harus
melaksanakan tugas sebagai pengajar, pendidik dan pelatih. Jika memiliki
kekurangan dan keterbatasan dalam menghadapi siswa, tentu lebih
bijaksana untuk mengakuinya secara jujur. Tidak sok tahu di depan
siswa-siswanya.
Kejujuran guru di depan siswa tidak akan menjatuhkan harga dirinya.
Justru sebaliknya, akan menaikkan harkat guru itu sendiri. Selain itu
akan menyadarkan para siswa bahwa guru juga manusia.
Sebaliknya, sikap sok tahu dan egois yang ditunjukkan guru di depan
siswa akan menyebabkan siswa berfikiran yang kurang baik terhadap guru.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar