Rabu, 21 November 2012

PERAN MEDIA PEMBELAJARAN


Media Pembelajaran : Peran media pembelajaran

Dunia pendidikan dewasa ini mengalami kemajuan yang sangat pesat karena mengikuti kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dilandasi dengan peningkatan iman dan taqwa. Kemajuan ini bertitik tolak dari pemakaian High Technology (teknologi tinggi) berupa pemakaian perangkat ICT (Information and Comunication of Technology/Teknologi dan Informasi Komunikasi).

Pembaharuan  pendidikan dan pengajaran mengalami penyempurnaan baik dari segi kurikulum, metode maupun media pengajaran yang bertujuan membentuk anak didik berkualitas, kreatif dan dapat mengikuti perkembangan ICT.

Oleh sebab itu untuk membantu siswa dan guru agar lebih memahami konsep-konsep fisika dalam kehidupan sehari-hari, maka harus dibuat visualisasi materi melalui mediakomputer yang berbasis ICT. Dengan penggunaan perangkat ICT ini diharapkan dapat membantu memantapkan konsep fisika pada siswa dalam kegiatan belajar mengajar, atau pun sebagai alat bantu pembelajaran siswa di rumah setelah suatu topik diajarkan oleh guru di sekolah.

Pada saat ini komputer sudah sangat memasyarakat dan semua sekolah telah memiliki perangkat komputer, baik digunakan untuk administrasi sekolah maupun untuk media pembelajaran di kelas. Dengan media komputer mempermudah guru dalam mengajarkan materi-materi yang bersifat abstak dan membantu siswa dalam mempelajari materi tersebut.

Penggunaan media komputer dalam proses belajar-mengajar merupakan salah satu alternatif guru untuk menyeragamkan media pengajaran sehingga merangsang siswa dalam berpikir, perhatian, perasaan dan minat siswa untuk memungkinkan terjadinya proses belajar-mengajar yang timbal balik antara guru dan siswa.
Adapun peran media pembelajaran antara lain :
  1. Memperjelas penyajian materi agar tidak hanya bersifat verbal (dalam bentuk kata-kata tertulis atau tulisan) 
  2. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera, karena menurut para ahli kemampuan daya serap manusia dalam memahami masalah dengan panca indera yaitu :   1) Telinga (pendengaran)       13 %, 2) Mata (penglihatan) 75 %, 3) Hidung (penciuman)  3  %, 4) Kulit 6  %, 5) Lidah (rasa)  3  % 
  3.  Penggunaan media secara tepat dan bervariasi dapat  mengatasi sifat pasif  anak didik 
  4. Menghindari kesalahpahaman terhadap suatu objek dan konsep 
  5. Menghubungkan yang nyata dengan yang tidak nyata.
Kelemahan-kelemahan yang ditemukan antara lain : tayangan terlalu cepat, mata cepat lelah, gambar kurang tajam, waktu yang sedikit. Kelemahan ini diperbaiki dengan pengaturan waktu penanyangan dan pengggunaan penampilan gambar yang lebih baik.

Diharapkan dengan adanya media pembelajaran ini dapat meningkatkan  minat siswa untuk mempelajari fisika maupun ilmu-ilmu lainnya yang terasa susah dipahami.
Akhir kata,  semoga artikel ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

MODEL PEMBELAJARAN KREATIF

Metodologi Pembelajaran : Model Pembelajaran Kreatif 


Kali ini akan dipaparkan beberapa macam model pembelajaran kreatif. Sangat penting untuk mempelajari model-model pembelajaran, mengingat akan karakter siswa yang berbeda tentunya mereka juga memiliki minat dan potensi berbeda pula. Untuk menggali potensi siswa perlu ada selingan model pembelajaran yang dipake oleh guru. Berikut ini beberapa model pembelajran kreatif :


A. Role Playing
Langkah-langkah:


  1. Guru menyusun/menyiapkan skenario yang akan ditampilkan
  2. Menunjuk beberapa siswa untuk mempelajari skenario dua hari sebelum KBM
  3. Guru membentuk kelompok siswa yang anggotanya 5 orang
  4. Memberikan penjelasan tentang kompetensi yang ingin dicapai
  5. Memanggil para siswa yang sudah ditunjuk untuk melakonkan skenario yang sudah dipersiapkan
  6. Masing-masing siswa duduk di kelompoknya, masing-masing sambil memperhatikan mengamati skenario yang sedang diperagakan
  7. Setelah selesai dipentaskan, masing-masing siswa diberikan kertas sebagai lembar kerja untuk membahas
  8. Masing-masing kelompok menyampaikan hasil kesimpulannya
  9. Guru memberikan kesimpulan secara umum
  10. Evaluasi
  11. Penutup

B. Group Investigation (Sharan, 1992)

Langkah-langkah :

  1. Guru membagi kelas dalam beberapa kelompok heterogen
  2. Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok
  3. Guru memanggil ketua-ketua untuk satu materi tugas sehingga satu kelompok mendapat tugas satu materi/tugas yang berbeda dari kelompok lain
  4. Masing-masing kelompok membahas materi yang sudah ada secara kooperatif berisi penemuan
  5. Setelah selesai diskusi, lewat juru bicara, ketua menyampaikan hasil pembahasan kelompok
  6. Guru memberikan penjelasan singkat sekaligus memberi kesimpulan
  7. Evaluasi
  8. Penutup

C.Talking Stick

Langkah-langkah :

  1. Guru menyiapkan sebuah tongkat
  2. Guru menyampaikan materi pokok yang akan dipelajari, kemudian memberikan kesempatan kepada siswa untuk untuk membaca dan mempelajari materi pada pegangannya/paketnya
  3. Setelah selesai membaca buku dan mempelajarinya mempersilahkan siswa untuk menutup bukunya
  4. Guru mengambil tongkat dan memberikan kepada siswa, setelah itu guru memberikan pertanyaan dan siswa yang memegang tongkat tersebut harus menjawabnya, demikian seterusnya sampai sebagian besar siswa mendapat bagian untuk menjawab setiap pertanyaan dari guru
  5. Guru memberikan kesimpulan
  6. Evaluasi
  7. Penutup

D. Bertukar Pasangan

Langkah-langkah :

  1. Setiap siswa mendapat satu pasangan (guru biasa menunjukkan pasangannya atau siswa menunjukkan pasangannya
  2. Guru memberikan tugas dan siswa mengerjakan tugas dengan pasangannya
  3. Setelah selesai setiap pasangan bergabung dengan satu pasangan yang lain
  4. Kedua pasangan tersebut bertukar pasangan masing-masing pasangan yang baru ini saling menanyakan dan mengukuhkan jawaban mereka
  5. Temuan baru yang didapat dari pertukaran pasangan kemudian dibagikan kepada pasangan semula

E. Snawball Throwing

Langkah-langkah :

  1. Guru menyampaikan materi yang akan disajikan
  2. Guru membentuk kelompok-kelompok dan memanggil masing-masing ketua kelompok untuk memberikan penjelasan tentang materi
  3. Masing-masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya masing-masing, kemudian menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru kepada temannya
  4. Kemudian masing-masing siswa diberikan satu lembar kertas kerja, untuk menuliskan satu pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang sudah dijelaskan oleh ketua kelompok
  5. Kemudian kertas tersebut dibuat seperti bola dan dilempar dari satu siswa ke siswa yang lain selama ± 15 menit
  6. Setelah siswa dapat satu bola/satu pertanyaan diberikan kesempatan kepada siswa untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas berbentuk bola tersebut secara bergantian
  7. Evaluasi
  8. Penutup

F. Facilitator And Explaining

Siswa/peserta mempresentasikan ide/pendapat pada rekan peserta lainnya

Langkah-langkah :

  1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
  2. Guru mendemonstrasikan/menyajikan materi
  3. Memberikan kesempatan siswa/peserta untuk menjelaskan kepada peserta untuk menjelaskan kepada peserta lainnya baik melalui bagan/peta konsep maupun yang lainnya
  4. Guru menyimpulkan ide/pendapat dari siswa
  5. Guru menerangkan semua materi yang disajikan saat itu
  6. Penutup

G. Course Review Horay

Langkah-langkah :

  1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
  2. Guru mendemonstrasikan/menyajikan materi
  3. Memberikan kesempatan siswa tanya jawab
  4. Untuk menguji pemahaman, siswa disuruh membuat kotak 9/16/25 sesuai dengan kebutuhan dan tiap kotak diisi angka sesuai dengan seler masing-masing siswa
  5. Guru membaca soal secara acak dan siswa menulis jawaban di dalam kotak yang nomornya disebutkan guru dan langsung didiskusikan, kalau benar diisi tanda benar (Ö) dan salan diisi tanda silang (x)
  6. Siswa yang sudah mendapat tanda Ö vertikal atau horisontal, atau diagonal harus berteriak horay … atau yel-yel lainnya
  7. Nilai siswa dihitung dari jawaban benar jumlah horay yang diperoleh
  8. Penutup

H. Demonstration

(Khusus materi yang memerlukan peragaan atau percobaan misalnya Gussen)

Langkah-langkah :

  1. Guru menyampaikan TPK
  2. Guru menyajikan gambaran sekilas materi yang akan dismpaikan
  3. Siapkan bahan atau alat yang diperlukan
  4. Menunjukan salah seorang siswa untuk mendemontrasikan sesuai skenario yang telah disiapkan
  5. Seluruh siswa memperhatikan demontrasi dan menganalisa
  6. Tiap siswa atau kelompok mengemukakan hasil analisanya dan juga pengalaman siswa didemontrasikan
  7. Guru membuat kesimpulan

I. Explicit Intruction/Pengajaran Langsung(Rosenshina & Stevens, 1986)

Pembelajaran langsung khusus dirancang untuk mengembangkan belajar siswa tentang pengetahuan prosedur dan pengetahuan deklaratif yang dapat diajarkan dengan pola selangkah demi selangklah

Langkah-langkah :

  1. Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa
  2. Mendemonstrasikan pengetahuan dan ketrampilan
  3. Membimbing pelatihan
  4. Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik
  5. Memberikan kesempatan untuk latihan lanjutan

J. Cooperative Integrated Reading And Composition (CIRC)/Kooperatif Terpadu Membaca Dan Menulis(Steven & Slavin, 1995)

Langkah-langkah :

  1. Membentuk kelompok yang anggotanya 4 orang yang secara heterogen
  2. Guru memberikan wacana/kliping sesuai dengan topik pembelajaran
  3. Siswa bekerja sama saling membacakan dan menemukan ide pokok dan memberi tanggapan terhadap wacana/kliping dan ditulis pada lembar kertas
  4. Mempresentasikan/membacakan hasil kelompok
  5. Guru membuat kesimpulan bersama
  6. Penutup

K. Inside-Outside-Circle/Lingkaran Kecil-Lingkaran Besar (Spencer Kagan)

“Siswa saling membagi informasi pada saat yang bersamaan, dengan pasangan yang berbeda dengan singkat dan teratur”

Langkah-langkah :

  1. Separuh kelas berdiri membentuk lingkaran kecil dan menghadap keluar
  2. Separuh kelas lainnya membentuk lingkaran di luar lingkaran pertama, menghadap ke dalam
  3. Dua siswa yang berpasangan dari lingkaran kecil dan besar berbagi informasi. Pertukaran informasi ini bisa dilakukan oleh semua pasangan dalam waktu yang bersamaan
  4. Kemudian siswa berada di lingkaran kecil diam di tempat, sementara siswa yang berada di lingkaran besar bergeser satu atau dua langkah searah jarum jam.
  5. Sekarang giliran siswa berada di lingkaran besar yang membagi informasi. Demikian seterusnya

L Tebak Kata

Buat kartu ukuran 10X10 cm dan isilah ciri-ciri atau kata-kata lainnya yang mengarah pada jawaban (istilah) pada kartu yang ingin ditebak.

Buat kartu ukuran 5X2 cm untuk menulis kata-kata atau istilah yang mau ditebak (kartu ini nanti dilipat dan ditempel pada dahi ataudiselipkan ditelinga.

Langkah-langkah :

  1. Jelaskan TPK atau materi ± 45 menit
  2. Suruhlah siswa berdiri didepan kelas dan berpasangan
  3. Seorang siswa diberi kartu yang berukuran 10×10 cm yang nanti dibacakan pada pasangannya. Seorang siswa yang lainnya diberi kartu yang berukuran 5×2 cm yang isinya tidak boleh dibaca (dilipat) kemudian ditempelkan di dahi atau diselipkan ditelinga.
  4. Sementara siswa membawa kartu 10×10 cm membacakan kata-kata yang tertulis didalamnya sementara pasangannya menebak apa yang dimaksud dalam kartu 10×10 cm. jawaban tepat bila sesuai dengan isi kartu yang ditempelkan di dahi atau telinga.
  5. Apabila jawabannya tepat (sesuai yang tertulis di kartu) maka pasangan itu boleh duduk. Bila belum tepat pada waktu yang telah ditetapkan boleh mengarahkan dengan kata-kata lain asal jangan langsung memberi jawabannya.

Dan seterusnya

CONTOH KARTU
Perusahaan ini tanggung-jawabnya tidak terbatas
Dimiliki oleh 1 orang
Struktur organisasinya tidak resmi
Bila untung dimiliki,diambil sendiri
NAH … SIAPA … AKU ?
JAWABNYA : PERUSAHAAN PERSEORANGAN

M. Word Square

MEDIA : Buat kotak sesuai keperluan dan buat soal sesuai TPK

Langkah-langkah :

  1. Sampaikan materi sesuai TPK
  2. Bagikan lembaran kegiatan sesuai contoh
  3. Siswa disuruh menjawab soal kemudian mengarsir huruf dalam kotak sesuai jawaban
  4. Berikan poin setiap jawaban dalam kotak :

CONTOH SOAL

  1. Sebelum mengenal uang orang melakukan pertukaran dengan cara …….
  2. ……. Digunakan sebagai alat pembayaran yang sah
  3. Uang ……. Saat ini banyak di palsukan
  4. Nilai bahan pembuatan uang disebut …….
  5. Kemampuan uang untuk ditukar dengan sejumlah barang atau jasa disebut nilai …….
  6. Nilai perbandingan uang dalam negara dengan mata uang asing disebut …….
  7. Nilai yang tertulis pada mata uang disebut nilai …….
  8. Dorongan seseorang menyimpan uang untuk keperluan jual beli disebut motif …….
  9. Perintah tertulis dari seseorang yang mempunyai rekening ke bank untuk membayar sejumlah uang disebut …….

T
Y
E
N
I
O
K
N
R
A
U
A
N
K
U
O
A
B
A
R
T
E
R
M
N
A
N
I
R
R
S
I
S
D
G
I
I
T
G
N
A
O
N
L
S
A
I
A
K
L
A
A
I
S
R
L
S
A
C
E
K
B
O
S
I
R
I
N
G
G
I
T

MASALAH PENDIDIKAN







Semakin tertinggalnya pendidikan bangsa Indonesia dengan bangsa-bangsa lain, harusnya membuat kita lebih termotivasi untuk berbenah diri. Banyaknya permasalahan pendidikan yang muncul ke permukaan merupakan gambaran praktek pendidikan kita : 

1. Kurikulum 
Kurikulum kita yang dalam jangka waktu singkat selalu berubah-ubah tanpa ada hasil yang maksimal dan masih tetap saja. Yang jelas, menteri pendidikan berusaha eksis dalam mengujicobakan formula pendidikan baru dengan mengubah kurikulum. Perubahan kurikulum yang terus-menerus, pada prateknya kita tidak tau apa maksudnya dan yang beda hanya bukunya. Contohnya guru, banyak guru honorer yang masih susah payah mencukupi kebutuhannya sendiri. Kegagalan dalam kurikulum kita juga disebabkan oleh kurangnya pelatihan skill, kurangnya sosialisasi dan pembinaan terhadap kurikulum baru. Elemen dasar ini lah yang menentukan keberhasilan pendidikan yang kita tempuh

2. Biaya 
Banyak masyarakat yang memiliki persepsi pendidikan itu mahal dan lebih parahnya banyak pula pejabat pendidikan yang ngomong, kalau pengen pendidikan yang berkualitas konsekuensinya harus membayar mahal. Pendidikan sekarang ini seperti diperjual-belikan bagi kalangan kapitalis pendidikan dan pemerintah sendiri seolah membiarkan saja dan lepas tangan. Apa mereka sudah mengenyam pendidikan?? Akhir-akhir ini pemerintah dalam sistem pendidikan yang baru akan membagi pendidikan menjadi dua jalur besar, yaitu jalur formal standar dan jalur formal mandiri. Pembagian jalur ini berdasarkan perbedaan kemampuan akademik dan finansial siswa. Ironis sekali bila kebijakan ini benar-benar terjadi.

3. Tujuan pendidikan 
Katanya pendidikan itu mencerdaskan, tapi kenyataannya pendidikan itu menyesatkan. Lihat saja kualitas pendidikan kita hanya diukur dari ijazah yang kita dapat. Padahal sekarang ini banyak ijazah yang dijual dengan mudahnya dan banyak pula yang membelinya (baik dari masyarakat ataupun pejabat-pejabat).

4. Disahkannya RUU BHP menjadi Undang- Undang 
DPR RI telah mensahkan Rancangan Undang-Undang (RUU) Badan Hukum Pendidikan (BHP) menjadi Undang-Undang. Namun, disahkannya UU BHP ini banyak menuai protes dari kalangan mahasiswa yang khawatir akan terjadinya komersialisasi dan liberalisasi terhadap dunia pendidikan. Segala aspirasi dan masukan, sudah disampaikan kepada Pansus RUU BHP. UU BHP ini akan menjadi kerangka besar penataan organisasi pendidikan dalam jangka panjang.

5. Kontoversi diselenggaraknnya UN 
Kedua, aspek yuridis. UN hanya mengukur kemampuan pengetahuan dan penentuan standar pendidikan yang ditentukan secara sepihak oleh pemerintah. Selain itu, pada pasal 59 ayat 1 dinyatakan, pemerintah dan pemerintah daerah melakukan evaluasi terhadap pengelola, satuan jalur, jenjang, dan jenis pendidikan. Tapi dalam UN pemerintah hanya melakukan evaluasi terhadap hasil belajar siswa yang sebenarnya merupakan tugas pendidik. Ketiga, aspek sosial dan psikologis. Dalam mekanisme UN yang diselenggarakannya, pemerintah telah mematok standar nilai kelulusan 3,01 pada tahun 2002/2003 menjadi 4,01 pada tahun 2003/2004 dan 4,25 pada tahun 2004/2005. Selain itu, belum dibuat sistem yang jelas untuk menangkal penyimpangan finansial dana UN.

6. Kerusakan Fasilitas 
sekolah Nanang Fatah, pakar pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) mengatakan, sekitar 60 persen bangunan sekolah di Indonesia rusak berat. Di wilayah Jabar, sekolah yang rusak mencapai 50 persen. Kerusakan bangunan sekolah tersebut berkaitan dengan usia bangunan yang sudah tua. Untuk mengantisipasi hal tersebut, sejak tahun 2000-2005 telah dilaksankan proyek perbaikan infrastruktur sekolah oleh Bank Dunia, dengan mengucurkan dana Bank Dunia pada Komite Sekolah.


MENJADI GURU MASA DEPAN

Menjadi Guru Masa Depan – Judul posting kali ini terkesan futuristik karena berbau masa depan. Apakah ini berlebihan, saya tidak tahu. Tetapi tulisan ini terilhami sebuah artikel berhasa Arab di situs alwasatnews.com. Dalam artikel tersebut terdapat sebuah kalimat yang mengingatkan saya tentang mempersiapkan generasi penerus bangsa. Berbicara tentang generasi penerus bangsa maka tidak dapat dipisahkan dengan proses pendidikan sekarang. Dan lebih khusus lagi, kalimat yang tertuang dalam kutipan tersebut adalah sebuah tuntutan untuk menjadi guru masa depan bagi siswa-siswanya. Kalimat yang saya maksudkan adalah ucapan Imam Ali bin Abi Thalib, sahabat dan sekaligus menantu Nabi Muhammad SAW. Selengkapnya berbunyi :
علموا أولادكم فإنهم خلقوا لزمان غير زمانكم
Artinya : “Didiklah anak-anakmu, karena sesungguhnya mereka diciptakan untuk sebuah zaman yang zaman itu berbeda dengan zamanmu”.
Kutipan ucapan Imam Ali yang merupakan tuntutan menjadi guru masa depan tersebut sesungguhnya ada yang lebih lengkap, yaitu :
علموا أولادكم غير ما علمتم، فإنهم خلقوا لزمان غير زمانكم
Artinya : “Didiklah anak-anakmu dengan sesuatu yang berbeda dari apa yang sudah kamu ketahui, karena sesungguhnya mereka diciptakan untuk sebuah zaman yang zaman itu berbeda dengan zamanmu”.
Keadua kutipan di atas jika diartikan secara bebas dan dalam kontek pendidikan maka berarti “Wahai para guru, didik dan persiapkanlah anak didikmu dengan ilmu yang berbeda dengan ilmumu saat ini. Karena sesungguhnya mereka dicptakan untuk masa depan yang berbeda dengan zamanmu sekarang
Kita para guru tentu tidak dapat mengelak dari tugas yang hebat ini karena substansi pendidikan adalah memang demikian. Yaitu mempersiapkan anak-anak didik kita untuk hidup sesuai masanya. Apa yang kita berikan hari ini kepada mereka bukanlah untuk bekal hidup mereka hari ini, melainkan bekal hidup mereka kelak setelah mereka dewasa. Maka dari itu, guru harus benar-benar menjadi guru masa depan bagi para siswanya.
Dalam kontek menjadi guru masa depan ini maka kita harus benar-benar kompeten dan menguasai hal-hal yang dibutuhkan demi mempersiapkan anak didik agar benar-benar survive pada masanya. Kesalahan proses pendidikan hari ini maka sama halnya kita telah membunuh segala macam potensi yang dimiliki anak didik untuk bekal hidupnya ketika mereka benar-benar tiba waktunya.
Menjadi guru masa depan memang tidak mudah. Ada banyak hal yang harus mendukung untuk terbentuknya sosok guru yang mampu mempersiapkan anak didik sehingga bisa survive pada saat mereka dewasa dan tiba waktunya mengambil alih zaman.
Pertama, dari sudut guru itu sendiri. Untuk bisa menjadi guru masa depan maka kita harus mempersiapkan diri sebaik-baiknya. Tidak mungkin kita hanya tampil apa adanya. Guru harus bisa menggali banyak hal untuk diberikan kepada anak didiknya. Apa yang diberikan kepada anak didik adalah sesuatu yang berguna di waktu yang akan datang. Sangat tidak tepat jika yang diberikan adalah untuk menjawab hari ini sementara mereka berada dalam tantangan hidup di waktu yang akan datang.
Kreatif, inovatif, inspiratif, berpikiran maju dan visioner adalah beberapa hal di antara banyak hal lainnya yang diperlukan untuk menjadi guru masa depan.
Kedua, dari sudut kurikulum. Ibarat kereta api, kurikulum merupakan rel kereta pendidikan. Kearah mana pendidikan berjalan sangat tergantung kepada kearah mana rel menghantarkan gerbong-gerbong pendidikan tersebut. Oleh karenanya, kurikulum seharusnya disusun dan dirumuskan dengan cermat dan dipersiapkan untuk menjawab masa depan. Kurikulum pendidikan seharusnya tidak sekedar memberikan daftar materi pelajaran, melainkan juga merumuskan bagaimana mempersiapkan para anak didik mampu membawa Indonesia menjadi lebih baik di setiap waktunya.
Guru dan kurikulum harus benar-benar dapat memacu tumbuh kembangnya kemampuan anak didik mengeksplor semua potensi yang dimiliki hingga batas maksimal.
Di samping kedua hal diatas, tentu masih ada hal-hal lain yang diperlukan guna mempersiapkan anak didik sebagai generasi penerus bangsa. Sarana dan prasarana yang memadai mutlak diperlukan. Laboratorium dan perpustakaan harus bisa menjadi media bagi siswa untuk mengembangkan diri.
Maju terus guru Indonesia. Bekali diri kita dengan elemen-elemen yang diperlukan untuk menjadi guru masa depan bagi anak didik kita.
Jika Anda hendak menambahkan konten, silahkan ditulis dalam form komentar yang ada di bawah artikel Menjadi Guru Masa Depan ini.

PENDIDIKAN



Salah satu pengertian pendidikan yang sangat umum dikemukakan oleh Driyarkara (1980) yang menyatakan bahwa pendidikan adalah upaya memanusiakan manusia muda. Pengangkatan manusia muda ke taraf insani harus diwujudkan di dalam seluruh proses atau upaya pendidikan. Di dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 1 dinyatakan bahwa "Pendidikan adalah Usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan/atau latihan bagi peranannya di masa yang akan datang".

Tingkat satuan pendidikan yang dianggap sebagai dasar pendidikan adalah sekolah dasar. Di sekolah inilah anak didik mengalami proses pendidikan dan pembelajaran. Dan, secara umum pengertian sekolah dasar dapat kita katakan sebagai institusi pendidikan yang menyelenggarakan proses pendidikan dasar dan mendasari proses pendidikan selanjutnya. Pendidikan ini diselenggarakan untuk anak-anak yang telah berusia tujuh tahun dengan asumsi bahwa anak seusia tersebut mempunyai tingkat pemahaman dan kebutuhan pendidikan yang sesuai dengan dirinya. Pendidikan dasar memang diselenggarakan untuk memberikan dasar pengetahuan, sikap dan keterampilan bagi anak didik. Pendidikan dasar inilah yang selanjutnya dikembangkan untuk meningkatkan kualitas diri anak didik. Kita seharusnya memahami pengertian sekolah dasar sehingga dapat mengikuti setiap kegiatan yang diselenggarakan di tingkat ini. Walaupun, kita pengenal pendidikan anak usia dini (PAUD), tetapi setidaknya mereka lebih mengedepankan untuk melatih anak bersosialisasi dengan teman dan masyarakat, bukan untuk mengikuti pendidikan dan pembelajaran yang mengarah pada pemahaman pengetahuan. 

Tujuan Pendidikan Dasar

Berkenaan dengan tujuan operasional pendidikan SD, dinyatakan di dalam Kurikulum Pendidikan Dasar yaitu memberi bekal kemampuan dasar membaca, menulis dan berhitung, pengetahuan dan ketrampilan dasar yang bermanfaat bagi siswa sesuai dengan tingkat perkembangannya, serta mempersiapkan mereka untuk mengikuti pendidikan di SLTP. Tujuan pendidikan Sekolah Dasar dapat diuraikan secara terperinci, seperti berikut :

  1. Memberikan Bekal Kemampuan Membaca, Menulis, dan Berhitung. 
  2. Memberikan Pengetahuan dan Ketrampilan Dasar yang bermanfaat bagi siswa sesuai dengan tingkat perkembangannya.
  3. Mempersiapkan Siswa untuk Mengikuti Pendidikan di SLTP.  
Sekolah Dasar Sebagai Pendidikan Dasar
Pengertian sekolah dasar dapat dikatakan sebagai kegiatan mendasari tiga aspek dasar, yaitu pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Ketiga aspek ini merupakan dasar atau landasan pendidikan yang paling utama. Hal ini karena ketiga aspek tersebut merupakan hal paling hakiki dalam kehidupan. Kita membutuhkan sikap-sikap hidup yang positif agar kehidupan kita lancar. Kita juga membutuhkan dasar-dasar pengetahuan agar setiap kali berinteraksi tidak ketinggalan informasi. Dan, yang tidak kalah pentingnya adalah keterampilan. Di sekolah dasar, kegiatan pembekalan diberikan selama enam tahun berturut-turut. Pada saat inilah anak didik dikondisikan untuk dapat bersikap sebaik-baiknya. Pengertian sekolah dasar sebagai basis pendidikan harus benar-benar dapat dipahami oleh semua orang sehingga mereka dapat mengikuti pola pendidikannya. Tentunya, dalam hal ini, kegiatan pendidikan dan pembelajarannya mengedepankan landasan bagi kegiatan selanjutnya. Tanpa pendidikan dasar, tentunya sulit bagi kita untuk memahami konsep-konsep baru pada tingkatan lebih tinggi.
Rencana Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) untuk mengubah kurikulum KTSP 2006 dengan kurikulum baru yang akan mulai berlaku 2013 sudah bisa dipastikan akan benar terjadi. Kurikulum pendidikan nasional yang saat ini masih digodok dan jadwalnya akan Februari 2013 nanti terjadi penyederhanaan jumlah mata pelajaran.

Kurikulum pendidikan nasional dengan konsep penyederhanaan jumlah mata pelajaran terus digodok bersama tim dari pemerintah pusat dan sejumlah pakar pendidikan. Hampir dipastikan untuk siswa sekolah dasar (SD) hanya akan ada 7 mata pelajaran dari 11 mata pelajaran sebelumnya diajarkan di bangku sekolah dasar.

Seperti dikatakan oleh Direktur Jenderal Pendidikan Dasar, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Suyanto yang dikutip dari Kompas (02/10). Inilah 7 mata pelajaran yang akan diajarkan untuk siswa SD di kurikulum pendidikan baru 2013:
1. Pendidikan Agama
2. Bahasa Indonesia
3. PPKn
4. Matematika
5. Kesenian
6. Pendidikan Jasmani dan Olahraga Kesehatan
7. Pengetahuan Umum

Khusus untuk mata pelajaran IPA dan IPS, Kemendikbud menilai kedua mata pelajaran itu belum perlu dipisahkan untuk jenjang SD. Diwacanakan, keduanya akan dilebur menjadi satu mata pelajaran bernama Pengetahuan Umum yang memiliki muatan yang terintegrasi dengan jenjang SMP dan SMA.

Sebelumnya Suyanto juga menyampaikan jumlah mata pelajaran di SD untuk kurikulum pendidikan baru ini akan lebih disederhanakan, tetapi muatannya lebih mendalam. Hal ini berbeda dengan kondisi mata pelajaran di SD saat ini yang cakupannya terlalu luas, tetapi tidak sebanding dengan isi materinya.

Kemendikbud memilih mata pelajaran yang lebih mengedepankan pembentukan sikap dan mengandung dasar-dasar mata pelajaran yang memiliki substansi pengembangan wawasan umum. Kurikulum baru ini akan mulai disosialisasikan dan diuji publik sebelum Februari 2013, dan mulai berlaku pada tahun ajaran 2013-2014. Bagaimana komentar Bapak Ibu Guru dengan penyerderhanaan mata pelajaran di SD dengan menjadi 7 mata pelajaran saja? Tulis saja di kolom komentar!


Sumber: http://www.sekolahdasar.net/2012/10/7-mata-pelajaran-untuk-sd-di-kurikulum.html#ixzz2Cv6FlLfH






Inilah Isi Draf Perubahan Kurikulum Baru SD
Sebelum kurikulum 2013 diuji publik sekitar November 2012 dan diterapkan mulai tahun ajaran baru 2013, terlebih dahulu dipaparkan draf perubahan kurikulum tersebut ke Wakil Presiden RI Boediono. Pada Juni 2013 nanti direncanakan sekolah yang ada di Indonesia sudah mulai menggunakan kurikulum baru. Penataan kurikulum pendidikan ini adalah salah satu target yang harus diselesaikan sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014 di sektor pendidikan.

Perubahan kurikulum mulai dari sekolah dasar (SD), sekolah menengah pertama (SMP), sekolah menengah atas (SMA), dan sekolah menengah kejuruan (SMK) ini dilakukan untuk menjawab tantangan zaman yang terus berubah agar anak-anak ini mampu bersaing di masa depan.

Kurikulum baru SD menekankan aspek kognitif, afektif, psikomotorik melalui penilaian berbasis test dan portofolio yang saling melengkapi. "Siswa untuk mata pelajaran tahun depan sudah tidak lagi banyak menghafal, tapi lebih banyak kurikulum berbasis sains," kata M Nuh. Berikut adalah perubahan kurikulum pendidikan baru untuk tingkat SD.

Pelajaran berbasis tematik
Sebelumnya hanya pada kelas rendah saja pelaksanaan pembelajaran tematik, dan kelas tinggi setiap mata pelajaran terkesan terpisah atau berdiri sendiri. Untuk kurikulum baru, anak-anak SD tidak lagi mempelajari masing-masing mata pelajaran secara terpisah. Pembelajaran berbasis tematik integratif yang diterapkan pada tingkatan pendidikan dasar ini menyuguhkan proses belajar berdasarkan tema untuk kemudian dikombinasikan dengan mata pelajaran yang ada.

Hanya ada 6 mata pelajaran
Untuk tingkat SD, saat ini ada 10 mata pelajaran yang diajarkan, yaitu Pendidikan Agama, Pendidikan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, IPS, Seni Budaya dan Keterampilan, Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan, serta Muatan lokal dan Pengembangan diri. Pada kurikulum baru, mata pelajaran untuk anak SD yang semula berjumlah 10 mata pelajaran dipadatkan menjadi 6 mata pelajaran, yaitu Agama, PPKn, Matematika, Bahasa Indonesia, Pendidikan Jasmani dan Kesehatan, serta Seni Budaya.

Pramuka menjadi ekskul wajib
Seperti diberitakan sebelumnya, khusus untuk Pramuka adalah mata pelajaran atau ekstra kurikuler wajib dan itu diatur dalam undang-undang. Pramuka ini akan jadi ekskul wajib untuk berbagai jenjang tidak hanya di SD. Nantinya akan juga akan bekerjasama dengan Kemenpora.

Bahasa Inggris hanya sebagai kegiatan ekskul
Sebelumnya terjadi polemik mengenai bahasa Inggris di SD, yaitu bahasa Inggris akan dihapus dari kurikulum SD. Rencana penghapusan bahasa Inggris dari kurikulum SD ini didasari kekhawatiran akan membebani siswa dan memprioritaskan terhadap penguasaan Bahasa Indonesia. Ternyata untuk tingkat SD ini, di kurikulum baru 2013 Bahasa Inggris termasuk dalam kegiatan ekstra kurikuler bersama dengan Palang Merah Remaja (PMR), UKS, dan Pramuka.

Mapel IPA dan IPS diintegrasikan dengan 6 mapel lain
Empat mata pelajaran yang dulu berdiri sendiri, yaitu IPA, IPS, muatan lokal, dan pengembangan diri, di kurikulum baru SD akan diintegrasikan dengan enam mata pelajaran lainnya. Untuk mata pelajaran IPA akan menjadi materi pembahasan pelajaran Bahasa Indonesia dan Matematika. Mata pelajaran IPS akan menjadi pembahasan materi pelajaran Bahasa Indonesia dan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn). Sedangkan mulok dan pengembangan diri itu kaitannya nanti dengan Seni Budaya

Belajar di sekolah lebih lama
Ternyata pemadatan mata pelajaran dalam kurikulum baru ini justru membuat lama belajar anak di sekolah bertambah. Metode baru pada kurikulum ini mengharuskan anak-anak untuk ikut aktif dalam pembelajaran dan mengobservasi setiap tema yang menjadi bahasan. Untuk kelas I-III yang awalnya belajar selama 26-28 jam dalam seminggu bertambah menjadi 30-32 jam seminggu. Sedangkan untuk kelas IV-VI yang semula belajar selama 32 jam per minggu di sekolah bertambah menjadi 36 jam per minggu.

Itulah isi perubahan kurikulum baru yang akan diterapkan pada tahun ajaran baru Juni 2013 untuk anak-anak SD. Sistem pembelajaran berbasis tematik integratif ini telah dijalankan di banyak negara, seperti Inggris, Jerman, Perancis, Finlandia, Skotlandia, Australia, Selandia Baru, sebagian Amerika Serikat, Korea Selatan, Singapura, Hongkong, dan Filipina. Penambahan jam belajar di sekolah dianggap masih sesuai karena dibandingkan negara lain, Indonesia terbilang masih singkat durasinya untuk anak usia 7-9 tahun. Dengan pemadatan mata pelajaran dan pembelajaran berbasis tema ini, anak-anak juga tidak akan lagi kerepotan membawa buku yang banyak dalam tasnya.

Dipublikasikan Jumat, 16 November 2012


Sumber: http://www.sekolahdasar.net/2012/11/inilah-isi-draf-perubahan-kurikulum.html#ixzz2Cv1zEWTt

soal mid semester 1 kls 6

SOAL PKN MID SEMESTER I KLS 6
Q.1)  Salah satu nilai juang yang dapat kita teladani dari para tokoh perumus Pancasila adalah ...


A.
B.
C.
D.
Q.2)  Ahli dalam bidang Tata Negara dan buah pikirannya dipakai dalam pembuatan UUD 1945. Beliau adalah ...


A.
B.
C.
D.
Q.3)  Nilai-nilai juang dari para tokoh bangsa harus kita terapkan dalam lingkungan ...


A.
B.
C.
D.
Q.4)  Menyelesaikan masalah dengan musyawarah untuk mencapai ...


A.
B.
C.
D.
Q.5)  Rasa persatuan dan kesatuan ditunjukkan para tokoh dalam merumuskan Pancasila. Hal ini terlihat dari sikap antara lain ...


A.
B.
C.
D.
Q.6)  Dibawah ini adalah tokoh yang mengemukakan pendapatnya mengenai dasar negara. Kecuali ...


A.
B.
C.
D.
Q.7)  Sidang kedua BPUPKI dilakasanakan pada ...


A.
B.
C.
D.
Q.8)  Pada tanggal 22 Juni 1945 Panitia Sembilan merumuskan dasar negara yang menghasilkan ...


A.
B.
C.
D.
Q.9)  Dibawah ini adalah nilai-nilai kebersamaan dalam proses perumusan Pancasila sebagai dasar negara yang dapat kita teladani, kecuali ...


A.
B.
C.
D.
Q.10)  Dibawah ini yang termasuk salah satu anggota Panitia Sembilan adalah ...


A.
B.
C.
D.
Q.11)  Dibawah ini adalah nilai juang para tokoh perumus Pancasila yang dapat kita teladani, kecuali ...


A.
B.
C.
D.
Q.12)  Salah satu contoh perilaku yang menunjukkan semangat persatuan dan kesatuan adalah ...


A.
B.
C.
D.
Q.13)  Sebagai seorang siswa usaha seperti apa yang dapat diwujudkan untuk membela negara ...


A.
B.
C.
D.
Q.14)  Setiap orang yang berjiwa besar akan memiliki sikap ...


A.
B.
C.
D.
Q.15)  Pernyataan berikut yang tidak sesuai dengan nilai juang para tokoh perumus Pancasila adalah ...


A.
B.
C.
D.
Q.16)  Musyawarah untuk mufakat merupakan pencerminan dari Pancasila, sila ke ...


A.
B.
C.
D.
Q.17)  Menolong korban bencana adalah salah satu sikap yang menunjukkan ...


A.
B.
C.
D.
Q.18)  Berikut contoh prilaku mementingkan kepentingan bersama adalah ...


A.
B.
C.
D.
Q.19)  Salah satu pemikiran dari Mr. Soepomo tentang dasar negara adalah ...


A.
B.
C.
D.
Q.20)  Piagam Jakarta disebut juga dengan sebutan ...


A.
B.
C.
D.